Musim haji tahun ini diwarnai duka mendalam. Hingga Sabtu malam, 7 Juni 2025, tercatat 175 jemaah haji Indonesia telah meninggal dunia di Arab Saudi. Data ini diperoleh dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dan dikonfirmasi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Jumlah ini menandai peningkatan signifikan dari 150 jemaah yang wafat pada 4 Juni lalu.
Meningkatnya Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia
Sebanyak 170 jemaah haji reguler dan 5 jemaah haji khusus telah meninggal dunia. Penyebab utama kematian didominasi oleh penyakit jantung koroner dan gagal jantung.
Komplikasi kesehatan lainnya, seperti infeksi paru dan gangguan pernapasan akut, juga menjadi faktor penyebab yang signifikan. Cuaca ekstrem di Arab Saudi, dengan suhu mencapai 48-49 derajat Celcius, dipercaya turut memperburuk kondisi kesehatan jemaah, terutama lansia dan mereka yang memiliki penyakit bawaan.
Dampak Cuaca Ekstrem dan Kondisi Kesehatan Jemaah
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenag RI, dr. Imran Agus Nurali, menekankan pentingnya edukasi kepada jemaah agar tidak memaksakan diri di tengah cuaca panas ekstrem. Ia juga menghimbau agar jemaah membatasi aktivitas di luar penginapan kecuali untuk ibadah wajib.
Sebagian besar jemaah yang meninggal dunia merupakan lansia atau memiliki penyakit penyerta. Proses aklimatisasi yang belum sempurna juga meningkatkan risiko kesehatan, terutama pada minggu keempat dan kelima ibadah haji. Hal ini menjadi perhatian serius bagi tim kesehatan haji.
Upaya Pencegahan dan Penanganan
PPIH Arab Saudi telah berupaya maksimal untuk mencegah kejadian serupa. Edukasi dan himbauan kepada jemaah terus dilakukan.
Fasilitas kesehatan, termasuk pos kesehatan di berbagai titik, telah disediakan dan dimaksimalkan penggunaannya. Namun, kondisi kesehatan jemaah yang beragam dan cuaca ekstrem tetap menjadi tantangan besar.
Komitmen Pemerintah dalam Penanganan Jenazah dan Keluarga
Kementerian Agama memastikan seluruh hak jemaah yang wafat akan dipenuhi sepenuhnya. Ini termasuk proses badal haji, pengurusan jenazah sesuai syariat Islam dan protokol medis, serta pendampingan psikososial bagi keluarga yang ditinggalkan.
Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam, menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan laporan resmi kepada keluarga dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi. Pemerintah juga menekankan pentingnya manajemen kesehatan diri bagi para jemaah.
Dukungan dan Layanan untuk Keluarga
Selain pengurusan jenazah dan badal haji, pemerintah juga menyediakan layanan konseling dan dukungan psikososial bagi keluarga jemaah yang meninggal.
Langkah ini penting untuk membantu keluarga melewati masa berduka dan memberikan rasa tenang di tengah situasi yang sulit. Informasi dan transparansi dari pemerintah menjadi kunci penting dalam hal ini.
Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Arab Saudi merupakan angka yang signifikan dan menyedihkan. Namun, komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik dan memastikan hak-hak jemaah terpenuhi perlu diapresiasi. Ke depan, upaya pencegahan dan antisipasi, khususnya terkait kondisi kesehatan jemaah dan cuaca ekstrem, perlu ditingkatkan untuk meminimalisir kejadian serupa di masa mendatang. Semoga para jemaah yang telah wafat diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.