Apple App Store diprediksi akan memberikan kontribusi fantastis terhadap ekonomi global. Sebuah studi terbaru dari Profesor Andrey Fradkin dan Dr. Jessica Burley memproyeksikan kontribusi sebesar USD 1,3 triliun (sekitar Rp 19.500 triliun) pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, meningkat 252,9% dari USD 514 miliar pada tahun 2019.
Meskipun sering menjadi sasaran kritik dari regulator, terutama Uni Eropa, terkait praktik antimonopoli, Apple menggunakan studi ini untuk menekankan dampak positif ekosistem App Store bagi para pengembang dan ekonomi global secara keseluruhan.
Kontribusi Ekonomi App Store: Rincian Angka
Laporan yang disusun oleh kedua ekonom tersebut memberikan rincian kontribusi App Store. Sebesar USD 1 triliun berasal dari penjualan barang dan jasa fisik.
Sementara itu, USD 131 miliar berasal dari penjualan barang dan jasa digital. Pendapatan iklan dalam aplikasi turut menyumbang USD 150 miliar.
Pertumbuhan ini sangat signifikan. Penjualan barang dan jasa digital meningkat 109%, sedangkan barang dan jasa fisik naik 162%.
Pendapatan iklan dalam aplikasi juga mengalami peningkatan sebesar 131%. Secara geografis, Amerika Serikat berkontribusi USD 406 miliar, China USD 539 miliar, dan Eropa USD 148 miliar.
Menariknya, Apple menegaskan bahwa mereka tidak membebankan komisi untuk 90% dari transaksi dan pendapatan yang mencapai USD 1,3 triliun tersebut.
Dukungan Apple bagi Pengembang Aplikasi
CEO Apple, Tim Cook, menyatakan kekagumannya terhadap para pengembang yang menciptakan aplikasi inovatif dan membangun bisnis yang sukses melalui App Store.
Cook menambahkan bahwa laporan ini membuktikan bagaimana pengembang aplikasi turut meningkatkan kualitas hidup pengguna dan mendorong inovasi. Apple berkomitmen untuk terus mendukung para pengembang ini.
Berbagai alat dan sumber daya telah disediakan Apple untuk membantu pengembang. Sistem penjualan App Store mendukung lebih dari 40 mata uang lokal dan pengelolaan pajak di hampir 200 wilayah.
Alat-alat pengembangan seperti Xcode, TestFlight, App Analytics, dan Optimasi Halaman Produk juga disediakan untuk meningkatkan performa aplikasi.
Keamanan pengguna juga menjadi prioritas. Sistem pembayaran terpadu Apple telah mencegah transaksi penipuan senilai lebih dari USD 9 miliar dalam lima tahun terakhir.
Apple juga menjalankan program pelatihan melalui Apple Developer Centers di berbagai negara, termasuk AS, China, India, dan Singapura.
Apple Developer Academies di beberapa negara, termasuk Indonesia, juga membantu pengembang meningkatkan kemampuan dalam pengkodean, AI, desain, dan pemasaran.
Menjawab Kritik dan Memajukan Ekosistem
Laporan ini menjadi respons Apple terhadap tekanan dari regulator seperti Uni Eropa yang menginginkan persaingan yang lebih adil di pasar aplikasi.
Dengan dukungan yang diberikan kepada pengembang, termasuk alat, pelatihan, dan ekosistem yang aman, Apple ingin menunjukkan bahwa App Store tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga berkontribusi besar pada ekonomi global dan komunitas pengembang.
Proyeksi kontribusi USD 1,3 triliun App Store pada tahun 2024 menegaskan peran penting Apple dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun kritik antimonopoli tetap ada, Apple menekankan komitmennya untuk memberdayakan pengembang dan menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan bagi bisnis dan pengguna di seluruh dunia.
WWDC (Worldwide Developers Conference) yang akan digelar Apple pekan ini juga menjadi bukti komitmen tersebut. Acara ini menyediakan akses bagi pengembang global untuk mengikuti lebih dari 100 sesi teknis gratis, mendapatkan akses ke teknologi terbaru, dan berinteraksi langsung dengan ahli Apple.