Kesedihan mendalam menyelimuti keluarga korban longsor tambang Gunung Kuda, Cirebon. Pertemuan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan mereka dipenuhi haru dan air mata. Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf atas tragedi tersebut dan menegaskan komitmennya untuk membantu para korban.
Kesedihan mendalam tampak jelas pada raut wajah Dedi Mulyadi. Ia nyaris tak mampu membendung air mata saat bersimpati dengan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya dalam peristiwa nahas itu. Peristiwa ini menjadi sorotan karena menyingkap permasalahan mendasar terkait perlindungan pekerja tambang.
Perlindungan Pekerja Tambang yang Minim
Dedi Mulyadi mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa para pekerja tambang yang menjadi korban longsor tidak terdaftar dalam program perlindungan sosial seperti BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengawasan dan kepatuhan perusahaan tambang terhadap peraturan ketenagakerjaan.
Minimnya perlindungan sosial ini semakin diperparah dengan fakta bahwa keluarga korban hingga saat ini belum menerima santunan dari pihak pengelola tambang. Ketidakpedulian tersebut semakin menambah beban duka yang dirasakan keluarga korban.
Gubernur Dedi Mulyadi dalam unggahan di kanal youtubenya menyatakan keprihatinannya atas kondisi ini. Ia menegaskan telah menanyakan langsung kepada pihak Kepolisian setempat dan memastikan bahwa hingga saat itu belum ada santunan yang diberikan dari pihak pengelola tambang.
Bantuan Konkret dari Pemprov Jabar
Menanggapi situasi ini, Dedi Mulyadi langsung bertindak memberikan bantuan konkret kepada keluarga korban. Bantuan ini merupakan kolaborasi antara Pemprov Jabar, Baznas, dan BJB. Bantuan diberikan dalam bentuk tabungan, bukan tunai, untuk memastikan prosesnya lebih tertib dan aman.
Besaran bantuan disesuaikan dengan tingkat keparahan dampak yang dialami korban. Keluarga korban meninggal dunia menerima total Rp25 juta, terdiri dari kontribusi Baznas, BJB, dan tambahan pribadi dari Dedi Mulyadi. Korban luka ringan mendapatkan Rp10 juta, sementara korban amputasi akan menerima bantuan khusus sebesar Rp50 juta.
Jaminan Pendidikan Anak Korban
Dedi Mulyadi juga secara pribadi menanggung biaya pendidikan seluruh anak-anak korban, baik yang sudah bersekolah maupun yang belum. Ia menegaskan bahwa anak-anak tersebut tidak boleh putus sekolah. Komitmen ini menunjukkan kepedulian yang luar biasa terhadap masa depan anak-anak yang kehilangan orang tua mereka.
Komitmen Dedi Mulyadi untuk membiayai pendidikan anak korban hingga lulus sekolah menunjukkan keseriusannya dalam membantu keluarga korban bangkit dari tragedi ini. Ia berharap agar bantuan ini dapat meringankan beban dan memberikan mereka harapan di masa depan.
Pesan Keras untuk Pengusaha Tambang
Selain memberikan bantuan sosial, Dedi Mulyadi juga menyampaikan pesan keras kepada para pengusaha tambang di Jawa Barat. Ia menekankan pentingnya perlindungan hak dan keselamatan pekerja. Ia mengingatkan bahwa keuntungan semata tidak boleh mengorbankan keselamatan nyawa manusia.
Dedi Mulyadi menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kerja sama tambang yang berada di lahan kehutanan. Ia juga meminta agar pengusaha tambang tidak mengabaikan peringatan dan prosedur keselamatan kerja. Kewajiban perusahaan untuk bertanggung jawab atas keselamatan pekerjanya harus dijalankan dengan serius.
Gubernur Dedi Mulyadi secara tegas menyatakan bahwa alam harus dijaga demi keberlangsungan hidup bersama. Pernyataan ini merupakan penegasan komitmen untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan pelestarian lingkungan.
Tragedi longsor tambang di Gunung Kuda menjadi pelajaran berharga. Peristiwa ini menyoroti pentingnya perlindungan pekerja, pengawasan ketat terhadap perusahaan tambang, dan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali.
Editor: Raga Aditya