Daniel Baskara Putra, sosok di balik nama panggung Hindia, telah menorehkan jejak signifikan dalam peta musik Indonesia. Perjalanan karirnya, yang dimulai dari band Feast pada 2012 hingga proyek solonya Hindia dan band eksperimental Lomba Sihir, menunjukkan konsistensi dalam mengeksplorasi berbagai genre dan menyampaikan pesan yang kuat.
Feast, band rock alternatif yang membesarkan namanya, menjadikan lagu “Peradaban” sebagai manifesto sonik. Lagu ini merefleksikan keresahan generasi muda dan menjadi langkah awal Baskara dalam menyuarakan kritik sosial melalui musik.
Namun, Hindia, proyek solo yang dimulai pada 2018, mengungkap sisi yang lebih personal dan intim dari Baskara. Lewat single-single seperti “Evaluasi” dan “Secukupnya”, Hindia mengungkapkan kerentanan emosi dan refleksi diri yang mendalam, sekaligus tetap menyuarakan pesan politis.
Hindia: Cerminan Diri dan Eksplorasi Emosi
Hindia bukanlah sekadar alter ego, melainkan cerminan diri Baskara yang jujur. Ia secara sadar memisahkan identitas panggung dan kehidupan pribadinya. Nama “Hindia” sendiri merupakan ironi, mengutip masa lalu kolonial untuk membahas kemerdekaan emosional dan spiritual yang ia cari.
Lirik-lirik Hindia mengungkapkan tema kesepian, kekacauan batin, dan harapan kecil yang tetap menyala. Lagu-lagu seperti “Rumah ke Rumah”, “Jam Makan Siang”, dan “Masalah Masa Depan” menggambarkan realitas sehari-hari dengan bahasa puitis namun tetap membumi dan mudah dipahami.
Meskipun popularitasnya meningkat, Hindia tak luput dari kontroversi. Insiden viral pada akhir 2023 yang memicu spekulasi tentang mistisisme dan simbolisme dalam penampilannya menunjukkan bahwa seni bisa provokatif tanpa kehilangan esensinya. Baskara mampu menghadapi kontroversi dengan tenang dan bijaksana.
Lomba Sihir dan Eksplorasi Musik yang Tak Berbatas
Selain Feast dan Hindia, Baskara juga mendirikan Lomba Sihir, sebuah band yang lebih berani bereksperimen dengan berbagai genre musik. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kebebasan kreatif Baskara dalam mengekspresikan diri.
Lomba Sihir merupakan ruang ekspresi yang lebih bebas dari batasan genre. Band ini menawarkan suara yang lebih eksperimental dan berani dibandingkan dengan proyek-proyek musik Baskara lainnya. Dengan Lomba Sihir, Baskara menunjukkan sisi lain dari kreativitasnya.
Prestasi dan Pengaruh
Baskara telah menerima berbagai nominasi dan penghargaan bergengsi, termasuk nominasi Artis Pendatang Baru Terbaik dan Artis Alternatif Terbaik, serta penghargaan Anugerah Musik Indonesia sebagai Artis Alternatif Solo Terbaik di tahun 2020 dan 2023. Namun, baginya, pencapaian terbesar adalah resonansi lagu-lagunya pada pendengar.
Musik bagi Baskara bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga sarana untuk mengeksplorasi diri, menyuarakan kegelisahan, dan membangun koneksi dengan pendengarnya. Ia telah berhasil membangun karir yang sukses dan bermakna dengan tetap jujur pada visi dan ekspresinya.
Analisa Lebih Dalam: Kejujuran sebagai Inti Karya
Kejujuran menjadi inti dari karya-karya Baskara. Baik dalam lirik yang puitis maupun dalam pernyataan publiknya, ia selalu tampil apa adanya. Hal ini menciptakan keterhubungan yang kuat dengan pendengarnya, membuat mereka merasa dipahami dan terwakili.
Keberanian Baskara untuk mengungkapkan kerentanan emosional dalam musiknya juga menginspirasi. Ia menunjukkan bahwa kekuatan tak hanya terletak pada penampilan yang sempurna, tetapi juga dalam kejujuran dan keterbukaan diri.
Kesimpulannya, perjalanan karir Daniel Baskara Putra merupakan bukti bagaimana seorang musisi dapat menggunakan bakatnya untuk menciptakan karya yang bermakna dan mempengaruhi banyak orang. Ia bukan hanya musisi berbakat, tetapi juga seorang artis yang berani dan jujur.
Editor: Candra Mega Sari
Sumber: superlive.id, dewatiket.id