Masjid At-Thohir: Model Pengentasan Kemiskinan Berbasis Komunitas yang Patut Ditiru
Badan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) memberikan apresiasi tinggi kepada Masjid At-Thohir di Cimanggis, Depok, atas inisiatifnya dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta masyarakat sekitar. Wakil Kepala BP Taskin, Nanik S. Deyang, secara langsung mengunjungi bazar UMKM Mitra Masjid At-Thohir pada 17 Mei 2025 dan menyebut pendekatan ini sebagai langkah inovatif dan strategis dalam pengentasan kemiskinan. Keberhasilan Masjid At-Thohir diharapkan dapat menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di Indonesia.
Pemberdayaan UMKM Mitra Masjid At-Thohir: Dari Informal Menjadi Pusat Ekonomi Masyarakat
Sejak 2022, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Thohir mendirikan Paguyuban UMKM Mitra Masjid At-Thohir. Program ini menaungi 37 pelaku usaha mikro, sebagian besar warga sekitar.
Para pelaku UMKM sebelumnya berjualan secara informal dan berpindah-pindah lokasi. Kini, mereka memiliki tempat berjualan yang tertata rapi di halaman masjid menggunakan tenda portable.
Perubahan ini tidak hanya meningkatkan estetika lingkungan, tetapi juga menjadikan masjid sebagai pusat ekonomi masyarakat yang jelas dan terstruktur. Peningkatan omzet pun signifikan; rata-rata mencapai Rp1 juta per hari, bahkan bisa mencapai Rp2-3 juta pada akhir pekan atau hari besar keagamaan.
Pelatihan Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas SDM
DKM At-Thohir berkolaborasi dengan dinas terkait untuk menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan. Pelatihan fokus pada keterampilan memasak kuliner kekinian yang sedang diminati pasar, seperti sate taichan dan steak.
Program pelatihan ini tidak hanya menambah variasi produk, tetapi juga meningkatkan kapasitas dan kepercayaan diri para pelaku usaha. Pemberdayaan UMKM di Masjid At-Thohir mencakup aspek ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Masjidpreneur: Model Nasional Pengentasan Kemiskinan yang Berkelanjutan
Masjid At-Thohir menjadi pionir konsep “Masjidpreneur,” mengintegrasikan fungsi ibadah dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan kemandirian dan kesejahteraan umat.
Nanik S. Deyang, Wakil Kepala BP Taskin, menyatakan inisiatif ini menunjukkan peran penting lembaga keagamaan dalam ekosistem ekonomi kerakyatan. Keberhasilan Masjid At-Thohir dinilai dapat menjadi model nasional untuk strategi pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan.
Sinergi antara DKM, pelaku usaha, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan program ini. Kolaborasi tersebut menciptakan ekosistem pemberdayaan yang inklusif, terutama bagi kelompok miskin dan rentan.
Program ini juga menciptakan efek sosial positif. Semangat gotong royong dan solidaritas komunitas meningkat seiring peningkatan taraf hidup para pelaku UMKM. Masjid menjadi pusat harapan, baik untuk spiritualitas maupun ekonomi warga.
BP Taskin berharap model ini dapat direplikasi di berbagai masjid dan rumah ibadah di Indonesia. Pengentasan kemiskinan akan lebih efektif jika dilakukan dari akar rumput, dengan masjid sebagai basis utama. Model Masjid At-Thohir menunjukkan potensi besar pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat.