Akademisi dan pegiat media sosial, Ade Armando, melontarkan kritik pedas terhadap komedian Denny Cagur, yang juga anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan. Kritik ini muncul setelah Denny Cagur mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait pengiriman anak-anak bermasalah ke barak militer untuk menjalani pendidikan.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Cokro TV, Ade Armando mempertanyakan kapasitas Denny Cagur untuk mengkritik Dedi Mulyadi. Ade menilai tindakan Denny Cagur tidak pantas. Ia menilai Dedi Mulyadi sebagai sosok yang bekerja keras dan terjun langsung ke lapangan untuk membantu masyarakat.
Ade Armando bahkan membandingkan kinerja Dedi Mulyadi dengan Denny Cagur. Ade mengatakan bahwa ia jarang melihat kontribusi nyata Denny Cagur sebagai anggota DPR. Sebaliknya, Dedi Mulyadi seringkali mengeluarkan dana pribadi untuk membantu rakyat. Hal ini menunjukkan dedikasi yang berbeda antara keduanya.
Kritik Ade Armando terhadap Denny Cagur
Ade Armando menekankan bahwa Denny Cagur, sebagai seorang komedian dan bukan ahli pendidikan, tidak memiliki kualifikasi untuk menilai kebijakan tersebut. Ia juga mempertanyakan apakah kebijakan tersebut benar-benar semata-mata bermasalah.
Ade Armando menambahkan, saran Denny Cagur untuk menangani anak nakal secara individual tidaklah praktis. Negara membutuhkan solusi sistematis yang dapat diterapkan secara luas, bukan hanya pendekatan yang bersifat personal.
Lebih lanjut, Ade Armando menyoroti kesibukan Denny Cagur di dunia hiburan. Ia mempertanyakan komitmen Denny Cagur sebagai anggota DPR, mengingat kesibukannya di acara TV. Ade bahkan melakukan perhitungan kasar penghasilan Denny Cagur dari dunia hiburan yang menurutnya sangat besar. Ini menimbulkan pertanyaan tentang prioritas Denny Cagur.
Kritik terhadap Tren Selebriti di Politik
Ade Armando juga turut mengkritik tren partai politik yang kerap mengusung selebriti sebagai calon legislatif (caleg) hanya karena popularitas. Banyak selebriti yang kurang memiliki pemahaman politik yang memadai, sehingga kurang mampu menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
Ade Armando mengatakan bahwa partai politik lebih mementingkan elektabilitas ketimbang kualitas calon. Hal ini, menurutnya, berdampak pada kinerja DPR, di mana beberapa anggota DPR dari kalangan selebriti tidak memahami seluk-beluk kerja legislatif.
Meskipun demikian, Ade Armando juga memberikan apresiasi kepada beberapa artis yang dianggapnya serius bekerja sebagai legislator. Ia mencontohkan Rieke Diah Pitaloka, Nurul Arifin, dan Dede Yusuf sebagai contoh anggota DPR dari kalangan artis yang berdedikasi.
Dugaan Motif Politik
Ade Armando menduga kritikan Denny Cagur terhadap Dedi Mulyadi merupakan bagian dari strategi politik PDI Perjuangan. Ia mengingat momen walk out fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jabar saat pertemuan dengan Dedi Mulyadi. Menurutnya, ini lebih kepada masalah politik, bukan kepedulian terhadap anak bermasalah.
Ade Armando mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih wakil rakyat. Ia juga mengingatkan para artis yang terpilih menjadi anggota DPR untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, bukan hanya mengejar popularitas.
Kesimpulan
Kritik Ade Armando terhadap Denny Cagur menjadi sorotan publik. Perdebatan ini tidak hanya menyoroti kebijakan pendidikan anak bermasalah, namun juga menyentil isu lebih luas mengenai kompetensi dan komitmen wakil rakyat, khususnya mereka yang berasal dari kalangan selebriti. Permasalahan ini menuntut evaluasi sistem politik dan kesadaran publik untuk memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas dan berdedikasi.
Pembahasan ini juga membuka diskusi tentang pentingnya transparansi pendapatan anggota legislatif yang memiliki profesi ganda dan bagaimana hal tersebut bisa mempengaruhi kinerja dan dedikasi mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
Diharapkan kedepannya akan lebih banyak transparansi dan akuntabilitas dari para wakil rakyat, agar rakyat bisa mendapatkan perwakilan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka.