Kejadian menegangkan terjadi di Tol Cipularang, Jawa Barat. Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang pengemudi Lalamove diduga menodongkan pistol kepada pengemudi lain.
Insiden ini bermula dari peristiwa saling salip di jalan tol. Konflik tersebut berujung pada pengejaran dan dugaan penodongan senjata api.
Sopir Lalamove Diduga Todongkan Pistol di Tol Cipularang
Beredarnya video di akun Instagram @instan.viral menampilkan kronologi kejadian. Tampak pengemudi mobil mendekati kendaraan Lalamove yang berhenti di bahu jalan.
Namun, pengemudi mobil tersebut kemudian mundur dan kembali ke kendaraannya dengan tergesa-gesa setelah melihat pengemudi Lalamove mengeluarkan benda yang menyerupai pistol.
Bahkan, seorang rekan pengemudi Lalamove terlihat berusaha menghalangi tindakan tersebut. Pengemudi mobil akhirnya melarikan diri, mengakhiri insiden menegangkan ini.
Akun Instagram tersebut menyebutkan bahwa pengemudi Granmax berpelat nomor B 2850 UFZ yang menggunakan stiker Lalamove tidak terima disalip dan melakukan intimidasi dengan mengejar sambil menodongkan pistol.
Kejadian ini terjadi di KM 95 Tol Cipularang arah Bandung. Polisi diharapkan segera menyelidiki insiden ini.
Ancaman Hukuman Berat bagi Pengemudi yang Menodongkan Pistol
Jika terbukti menggunakan senjata api sungguhan, pengemudi Lalamove tersebut dapat dijerat dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Pasal 1 ayat 1 UU tersebut menyebutkan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara paling lama 20 tahun bagi siapa saja yang tanpa hak memiliki senjata api.
Hukuman yang berat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani kepemilikan dan penggunaan senjata api ilegal. Semoga kasus ini segera terungkap.
Etika Berkendara dan Menghadapi Situasi Konflik di Jalan Raya
Pakar keselamatan berkendara, Sony Susmana dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), memberikan saran mengenai etika mengemudi yang baik.
Ia menekankan pentingnya pengendara untuk tidak mudah marah atau emosi saat disalip kendaraan lain.
Cukup bergeser sedikit ke kiri untuk memberi ruang bagi kendaraan yang ingin menyalip. Tidak perlu memperlambat atau mempercepat laju kendaraan.
Memberi isyarat dengan lampu sein untuk memberi tahu kendaraan lain juga tidak perlu dilakukan.
Sikap tenang dan saling menghargai di jalan raya sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik seperti yang terjadi di Tol Cipularang.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya pengendalian emosi dan etika berlalu lintas bagi seluruh pengguna jalan.
Semoga pihak berwajib dapat segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan efek jera agar kejadian serupa tidak terulang.
Sikap saling menghormati dan kesabaran di jalan raya adalah kunci untuk menciptakan lingkungan berkendara yang aman dan nyaman bagi semua orang.