Indonesia terus melangkah maju dalam upayanya bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini menyampaikan kabar positif terkait progres tersebut. Indonesia telah memenuhi sebagian besar persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi anggota penuh OECD.
Target aksesi Indonesia ke OECD adalah dalam waktu empat tahun, terhitung sejak penyerahan dokumen *initial memorandum* pada tahun 2024. Proses ini telah berjalan selama satu tahun dan menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Target Bergabung OECD dalam 4 Tahun: Indonesia Sudah Memenuhi 80% Standar
Menko Airlangga menyampaikan optimismenya terkait capaian Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa *initial memorandum* yang telah disampaikan telah selaras sekitar 80 persen dengan harapan OECD.
Kemajuan ini dinilai sebagai citra positif, terutama bagi pasar internasional. Pasar membutuhkan informasi mengenai adopsi standar dan praktik terbaik Indonesia di berbagai sektor, dan OECD berperan penting dalam hal *benchmarking* kebijakan.
Proses *Technical Review* dan Komunikasi Intensif
Dalam dua tahun ke depan, akan dilakukan *technical review* yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga di Indonesia.
Komunikasi yang intensif antara pemerintah Indonesia dan OECD akan terus ditingkatkan. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran proses hingga Indonesia resmi menjadi anggota penuh OECD.
Proses aksesi keanggotaan penuh OECD memang membutuhkan waktu yang cukup panjang. Berdasarkan pengalaman negara lain, proses ini bisa memakan waktu lebih dari lima tahun, bahkan hingga sepuluh tahun.
Keselarasan Kebijakan Indonesia dengan OECD: Hilirisasi, Transisi Energi, dan Sektor Keuangan
Berbagai program pemerintah, seperti hilirisasi, peningkatan nilai tambah, dan transisi energi, sejalan dengan kebijakan yang dipromosikan oleh OECD.
Indonesia juga telah menunjukkan keselarasan yang tinggi, bahkan lebih dari 90 persen, di sektor keuangan. Kebijakan fiskal Indonesia juga sudah memiliki standarnya sendiri.
Secara keseluruhan, kebijakan makroprudensial Indonesia telah sejalan dengan ketentuan OECD. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memenuhi standar internasional.
Airlangga menambahkan bahwa sektor keuangan Indonesia sebagian besar sudah selaras dengan standar OECD. Hal ini meliputi kebijakan fiskal dan makroprudensial.
Keberhasilan Indonesia dalam memenuhi sebagian besar persyaratan OECD menunjukkan kesiapan dan komitmen negara untuk berintegrasi lebih dalam dengan ekonomi global. Dengan kerja keras dan komunikasi yang intensif, target empat tahun untuk bergabung dengan OECD diharapkan dapat tercapai. Keberhasilan ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.