Indonesia akan kembali bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif resiprokal yang sempat diusulkan Presiden Donald Trump. Delegasi pemerintah akan segera berangkat ke Washington DC untuk melanjutkan pembahasan ini, menyusul keberhasilan lobi tahap awal.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyelesaikan putaran pertama negosiasi. Perundingan ini berlangsung di sela-sela forum Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) di Perancis.
Negosiasi Tarif Trump: Putaran Kedua di Washington
Putaran kedua negosiasi akan dimulai minggu depan. Sebuah tim delegasi Indonesia akan dikirim ke Washington untuk memimpin perundingan selanjutnya.
Menko Airlangga menegaskan, Indonesia selalu memprioritaskan kepentingan nasional dalam setiap pembahasan. Upaya konkret dilakukan agar Indonesia masuk dalam 18 negara dengan dokumen negosiasi paling maju.
Pemerintah berharap negosiasi ini menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan perdagangan Indonesia, khususnya ke pasar AS. Hasil yang optimal akan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Pertemuan dengan Ambassador USTR di Perancis
Selama forum OECD, perwakilan Indonesia telah berdiskusi dengan Ambassador Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Jamieson Greer. Indonesia telah menyerahkan dokumen proposal kepada USTR.
Dokumen tersebut dinilai memenuhi kriteria yang ditetapkan AS. Ambassador Greer mengapresiasi proposal Indonesia sebagai dasar yang baik untuk pertimbangan lebih lanjut.
Keberhasilan ini menandakan progres positif dalam negosiasi. Langkah selanjutnya akan dibahas dalam pertemuan di Washington DC.
Lobi Awal di Spring Meeting World Bank
Sebelum negosiasi di OECD, Presiden Prabowo Subianto telah mengirim tim ke AS pada April 2025. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka Spring Meeting 2025 World Bank.
Pertemuan bilateral membahas berbagai isu, tak hanya perdagangan, tetapi juga hambatan non-tarif. Indonesia juga mengusulkan deregulasi kebijakan AS.
Tujuannya untuk mengurangi defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia yang mencapai USD 17,9 miliar pada 2024. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan ekonomi bilateral.
Negosiasi ini menjadi penting karena dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Semoga putaran kedua di Washington menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Keberhasilan negosiasi ini akan berdampak positif pada akses pasar Indonesia ke AS dan memperkuat hubungan ekonomi bilateral. Pemerintah terus berkomitmen untuk melindungi kepentingan nasional dalam setiap perundingan.