PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menunjukkan komitmen kuatnya dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) sektor perumahan nasional. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Program Mini MBA in Property, kolaborasi antara Housing Finance Center Bank BTN dan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB).
Program yang telah memasuki batch ke-22 ini mencetak developer properti yang tak hanya ahli secara teknis, tetapi juga mampu menghadapi tantangan sektor perumahan. Direktur Finance & Strategy BTN, Nofry Rony Poetra, menekankan pentingnya pendidikan berbasis kompetensi untuk mencapai hal tersebut.
Riset Housing Finance Center BTN menunjukkan korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi dan sektor perumahan. Namun, dinamika ekonomi makro seperti ketegangan perdagangan global dan kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat memengaruhi daya beli masyarakat dan minat investasi di sektor properti.
Penurunan penjualan hunian, stagnasi harga, dan peningkatan backlog, terutama di segmen menengah ke bawah, menjadi dampak langsungnya. Tantangan lain adalah peningkatan biaya pembangunan akibat harga material dan suku bunga kredit yang tinggi.
Tantangan dan Peluang di Sektor Properti
Sektor properti juga mengalami transformasi struktural dalam permintaan pasar. Gaya hidup generasi muda yang berubah, percepatan digitalisasi, dan kesadaran lingkungan menuntut inovasi dalam pembangunan dan pemasaran properti.
Pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD), properti hijau (green property), serta pemanfaatan teknologi seperti smart building dan proptech menjadi kunci untuk menjawab tantangan ini. Developer dituntut untuk adaptif dan inovatif.
Oleh karena itu, pelaku industri properti perlu mencari strategi baru untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan global dan domestik, serta perubahan permintaan pasar. Kurangnya pasokan rumah di Indonesia semakin menggarisbawahi perlunya program penciptaan developer baru yang kompeten.
Program Mini MBA in Property: Solusi untuk Pengembangan SDM
Program Mini MBA in Property memberikan pembekalan komprehensif kepada peserta, mulai dari aspek pertanahan, legalitas, pembiayaan proyek, hingga manajemen. Kunjungan langsung ke proyek perumahan (site visit) dan diskusi dengan pengembang berpengalaman juga menjadi bagian penting dari program ini.
BTN juga berperan aktif dalam menyediakan akses pembiayaan proyek perumahan dan berbagai program pembiayaan lainnya yang mendukung developer dan konsumen. Dengan memperkuat Housing Finance Center, BTN menegaskan posisinya sebagai mitra strategis dalam pembangunan ekosistem perumahan nasional yang berkelanjutan dan inklusif.
Outlook Properti Indonesia 2025: Peran Pemerintah dan Inovasi
Seminar Outlook Properti Indonesia 2025 yang digelar bersamaan dengan wisuda Mini MBA in Property Batch 20-22 menghadirkan pembicara dari berbagai sektor. Diskusi strategis ini melibatkan regulator, akademisi, investor, dan pelaku industri untuk membahas peluang dan tantangan sektor properti di masa depan.
Tommy Henria Bastamy dari Savills memaparkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan ketidakpastian global yang berdampak pada sektor properti. Namun, ia optimistis program perumahan nasional dan insentif pemerintah, seperti pembebasan BPHTB, akan mendorong permintaan properti, terutama hunian bersubsidi.
Program “Tiga Juta Rumah” dan insentif lainnya diharapkan dapat menjaga pertumbuhan sektor perumahan dan menyerap permintaan pasar di tahun 2025. Permintaan riil (real demand) di pasar akan menjadi penopang utama sektor ini.
Kesimpulan: Kolaborasi dan Inovasi untuk Masa Depan Sektor Perumahan
BTN melalui program Mini MBA in Property dan kolaborasi dengan berbagai pihak menunjukkan komitmennya untuk pembangunan sektor perumahan yang berkelanjutan. Pendidikan dan pelatihan yang komprehensif, dibarengi dengan dukungan pemerintah dan inovasi dari para pelaku industri, menjadi kunci dalam mengatasi tantangan dan merebut peluang di sektor properti Indonesia.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak developer yang kompeten dan inovatif, sehingga mampu menyediakan hunian yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Peningkatan pasokan rumah yang berkualitas menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Selain itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai tren pasar properti dan kebutuhan masyarakat, sehingga pengembangan properti dapat lebih tepat sasaran. Hal ini juga penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis di sektor ini.