Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual saham yang dilakukan investor asing. IHSG ditutup pada posisi 7.044,82, turun 0,29% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Volume perdagangan saham mencapai 24,45 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14,47 triliun. Tercatat sekitar 1,24 juta kali transaksi terjadi sepanjang hari perdagangan tersebut. Kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menyusut menjadi Rp 12.208 triliun.
Penurunan IHSG dan Aksi Jual Investor Asing
Penurunan IHSG didorong oleh aksi jual saham yang dilakukan oleh investor asing. Sebanyak 353 saham mengalami penurunan harga, menekan IHSG.
Investor asing melepas saham senilai Rp 736,18 miliar pada Selasa, 3 Juni 2025. Aksi jual ini menambah total penjualan saham oleh investor asing sepanjang tahun 2025 menjadi Rp 48,72 triliun.
Sektor industri dan teknologi menjadi sektor yang paling terdampak, masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,54% dan 1,23%. Sektor consumer siklikal juga mengalami penurunan sebesar 0,96%.
Sementara itu, beberapa sektor justru mengalami penguatan. Sektor energi naik 0,10%, sektor kesehatan menguat 0,59%, dan sektor transportasi bahkan naik 1,17%.
Saham-Saham yang Dilepas Investor Asing
Data Stockbit mencatat sepuluh saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada Selasa, 3 Juni 2025. Saham-saham tersebut didominasi oleh saham perbankan.
Berikut daftar sepuluh saham tersebut:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 293,08 miliar
- PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN): Rp 149,37 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 106,23 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR): Rp 68,96 miliar
- PT Panin Financial Tbk (PNLF): Rp 68,72 miliar
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 58,38 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII): Rp 48,47 miliar
- PT Alamtri Resources Internasional Tbk (ADRO): Rp 48,19 miliar
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 43,41 miliar
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): Rp 33,72 miliar
Sentimen Pasar dan Prospek Ke Depan
Sentimen negatif masih meliputi pasar saham, terutama terkait ketidakpastian perang tarif dan dampaknya terhadap ekonomi domestik. Hal ini disampaikan oleh Valdy Kurniawan, Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas.
Para pelaku pasar internasional juga menantikan sejumlah rilis data ekonomi penting. Ini termasuk komentar pejabat The Fed, data cadangan minyak strategis AS dari API, dan data ISM Service PMI bulan Mei 2025.
Di dalam negeri, pelaku pasar menantikan peluncuran paket stimulus ekonomi pemerintah yang direncanakan mulai 5 Juni 2025. Paket stimulus ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Paket stimulus tersebut mencakup bantuan subsidi upah, diskon transportasi umum, tambahan bantuan sosial, dan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Perkembangan paket stimulus ini akan sangat mempengaruhi sentimen pasar ke depannya. Pergerakan IHSG ke depan juga akan dipengaruhi oleh perkembangan bursa saham regional dan global. Indeks Nikkei misalnya, mengalami penurunan, sementara indeks Hang Seng dan Shanghai justru mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan kompleksitas faktor yang memengaruhi pasar saham.