Stasiun Sukaresmi, yang terletak di antara Stasiun Bogor dan Stasiun Cilebut, muncul dalam daftar rute KRL Jabodetabek terbaru (CLI-125). Namun, keberadaan namanya yang berwarna abu-abu pada layar rute menimbulkan pertanyaan tentang status operasionalnya.
Muncul spekulasi bahwa stasiun ini akan segera beroperasi. Namun, kenyataannya pembangunan Stasiun Sukaresmi masih belum jelas. Informasi yang beredar di masyarakat perlu dikonfirmasi dengan sumber resmi.
Status Pembangunan Stasiun Sukaresmi
Kepala Bapperida Kota Bogor, Rudy Mashudi, menjelaskan bahwa progres pembangunan Stasiun Sukaresmi baru sampai pada tahap Detail Engineering Desain (DED). DED ini dibuat oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebelum lembaga tersebut dilebur.
Setelah peleburan BPTJ, kelanjutan pembangunan Stasiun Sukaresmi belum dikomunikasikan lebih lanjut. Ketidakjelasan ini menjadi kendala utama dalam memastikan kapan stasiun tersebut bisa beroperasi.
Walikota Bogor, Dedie Rachim, telah melaporkan rencana pembangunan Stasiun Sukaresmi kepada Dirjen Perkeretaapian yang baru, Allan Tandiono. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan.
Potensi dan Tantangan Pembangunan Stasiun Sukaresmi
Pembangunan Stasiun Sukaresmi memiliki potensi besar untuk mengurangi kepadatan di Stasiun Bogor dan meningkatkan aksesibilitas transportasi publik di wilayah Kecamatan Tanah Sareal. Namun, beberapa tantangan perlu diatasi.
Tantangan Teknis dan Perencanaan
Tahap DED yang telah selesai perlu dilanjutkan dengan perencanaan detail, pengadaan lahan, dan konstruksi fisik. Proses ini membutuhkan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah kota, pemerintah pusat, dan operator kereta api.
Selain itu, aspek teknis seperti studi kelayakan, analisis dampak lingkungan, dan perencanaan infrastruktur pendukung juga perlu diperhatikan secara seksama untuk memastikan keberhasilan proyek.
Tantangan Pendanaan
Pembangunan stasiun kereta api membutuhkan investasi yang cukup besar. Sumber pendanaan perlu diidentifikasi dan dipastikan agar proyek dapat berjalan lancar. Kemungkinan adanya pembiayaan bersama antara pemerintah dan swasta perlu dipertimbangkan.
Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran sangat penting untuk mencegah potensi korupsi dan memastikan dana digunakan secara efektif dan efisien.
Kesimpulan
Meskipun Stasiun Sukaresmi telah muncul di layar rute KRL, pembangunannya masih belum jelas. Keberhasilan proyek ini tergantung pada koordinasi antar instansi, ketersediaan pendanaan, dan penyelesaian tantangan teknis dan perencanaan.
Pemantauan dan evaluasi berkala atas perkembangan proyek sangat penting untuk memastikan pembangunan stasiun ini sesuai dengan rencana dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Bogor.
Ke depannya, diharapkan adanya transparansi informasi yang lebih baik kepada publik terkait progres pembangunan Stasiun Sukaresmi, sehingga masyarakat dapat mengikuti perkembangannya dengan lebih jelas.
Editor: Bayu Putra
Sumber: radarbogor.jawapos.com