Seorang trader Indonesia, Amattudin, mengalami kerugian finansial yang signifikan akibat dugaan praktik tidak jujur dari broker online Exness. Kejadian ini menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam memilih platform trading dan memahami seluk-beluk biaya tersembunyi yang mungkin diterapkan. Kisah Amattudin menjadi pelajaran berharga bagi para trader pemula maupun yang berpengalaman.
Amattudin, atau Amat, memulai perjalanan tradingnya tiga bulan lalu dengan harapan meningkatkan penghasilan. Ia diajak oleh seorang rekan kerja yang telah berpengalaman di bidang ini.
Mulai Trading dengan Exness: Harapan dan Kekecewaan
Rekan kerjanya merekomendasikan Exness, yang digambarkan sebagai broker terpercaya dan jujur. Testimoni positif meyakinkan Amat untuk bergabung.
Namun, perjalanan Amat di Exness berujung pahit. Kurangnya pengalaman menyebabkan kerugian lebih dari $6.042 dalam tiga bulan.
Awalnya, Amat menerima kekalahan ini sebagai pembelajaran. Ia pun memutuskan untuk berhenti trading.
Email Misterius dan Awal Kecurigaan
Pada 6 Mei 2025, Amat menerima email konfirmasi saldo dari Exness yang menunjukkan saldo $50.59. Ini membuatnya bingung karena ia yakin akunnya sudah kosong.
Setelah menghubungi tim dukungan Exness, Amat justru mendapatkan respons yang dingin dan tidak profesional. Permintaan Order ID yang telah ia berikan memperlihatkan kurangnya empati.
Amat mengirim email lagi dan menerima jawaban yang lebih mengejutkan: margin akunnya diklaim minus -2.36%, menyebabkan stop-out. Kasusnya ditutup sepihak dengan nomor tiket 12059849.
Keesokan harinya, email konfirmasi saldo kembali muncul, semakin memperdalam kebingungan Amat. Ia merasa ada yang tidak beres.
Perjuangan Mencari Keadilan dan Mengungkap Ketidaktransparanan
Amat kemudian melaporkan masalah ini ke Financial Commission dan CySEC. Ia juga mengirimkan email terperinci yang berisi laporan konfirmasi harian dan riwayat trading.
Respons dari pihak Exness terkesan menghindar dan tidak memuaskan. Penjelasan mengenai komisi $5.5 per lot yang menghabiskan saldo akunnya terasa kurang meyakinkan.
Amat menemukan kejanggalan lainnya: komisi yang dipotong ternyata lebih besar dari yang diiklankan. Ia membuka akun Zero yang diklaim memiliki komisi hanya $0.05, namun dikenakan biaya $16.
Setelah mengirimkan berbagai email dengan bukti tangkapan layar iklan akun Zero, Amat masih mendapatkan respons yang tidak memuaskan. Pihak Exness mengklaim bahwa informasi mengenai komisi tercantum dalam cetakan kecil yang tidak terlihat saat ia membuka akun.
Amat akhirnya mengirimkan keluhan resmi ke Cyprus Securities and Exchange Commission (CySEC) dan Financial Conduct Authority (FCA) Inggris. Ia menuduh Exness melakukan praktik iklan menyesatkan dan perdagangan yang tidak adil.
Meskipun telah menyertakan bukti berupa rekaman video yang menunjukkan spesifikasi kontrak tidak dapat diakses saat pembukaan akun, respons dari Exness tetap menghindar. Keputusan mereka dinyatakan final.
Setelah berbagai upaya, Amat akhirnya mengeluarkan surat somasi resmi. Ia merasa kepercayaan dan harapannya telah dikhianati oleh Exness.
Kisah Amattudin ini menjadi peringatan bagi para trader untuk berhati-hati dalam memilih broker dan memahami seluruh biaya yang terkait. Transparansi dan profesionalisme dari broker online sangat penting untuk menghindari kerugian finansial dan kekecewaan.
Kasus ini juga menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik broker online untuk melindungi para trader, khususnya mereka yang masih pemula. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia perdagangan online.