PT Pegadaian (Persero) gencar mengkampanyekan pengelolaan sampah melalui program inovatifnya, The Gade Clean and Gold. Program ini mengajak masyarakat untuk menukarkan sampah plastik mereka dengan tabungan emas, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong praktik daur ulang.
Namun, perjalanan Pegadaian dalam mewujudkan visi ini tidaklah mudah. Sejumlah tantangan muncul, terutama dalam hal edukasi masyarakat dan keterbatasan infrastruktur di berbagai daerah.
Tantangan Edukasi dan Infrastruktur
Salah satu kendala utama yang dihadapi Pegadaian adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai nilai ekonomis sampah. Banyak yang belum terbiasa memilah sampah dari rumah.
Selain itu, keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah juga menjadi penghambat. Hal ini meliputi kesulitan pengangkutan sampah, pengelolaan sampah yang kurang memadai, dan kendala inklusi keuangan masyarakat.
Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian, Eka Pebriansyah, mengakui tantangan ini dalam acara Climate Talk Liputan6.com. Ia menekankan pentingnya edukasi dan inovasi untuk mengatasi masalah ini.
Inisiatif Pegadaian di Luar The Gade Clean and Gold
Pegadaian tidak hanya berfokus pada The Gade Clean and Gold. Mereka juga mengembangkan beberapa program lain untuk pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Salah satunya adalah The Gade Integrated Farming. Program ini memanfaatkan sampah organik, seperti gulma dan kotoran ternak, untuk membuat pupuk organik cair.
Program ini telah diimplementasikan di 14 desa binaan Pegadaian, mendukung pertanian berkelanjutan masyarakat. Pegadaian juga mengembangkan program Waste to Energy.
Program Waste to Energy memanfaatkan sampah residu sebagai sumber energi. Penerapannya telah dilakukan di beberapa kota dan daerah, contohnya di Padang dan Rempoah, Banyumas.
Program Sedekah Sampah dan Kolaborasi Pentahelix
Untuk sampah plastik, Pegadaian menjalankan program Sedekah Sampah dan Satu Cabang Satu Bank Sampah. Setiap kantor cabang Pegadaian memiliki bank sampah binaan.
Bank sampah ini berperan dalam menyalurkan sampah yang telah dikumpulkan dan dikelola secara bertanggung jawab. Pegadaian juga aktif mengkampanyekan kebersihan melalui program Behind Football.
Program Behind Football mengajak suporter sepak bola dan PSSI untuk membersihkan stadion setelah pertandingan. Hal ini bertujuan menanamkan kesadaran lingkungan pada generasi muda.
Pegadaian menyadari pentingnya kolaborasi untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan sampah. Mereka mengadopsi pendekatan pentahelix.
Pendekatan pentahelix ini melibatkan kerja sama dengan bank sampah, universitas, pemerintah, media, dan BUMN lainnya. Kolaborasi mencakup pelatihan, penyediaan fasilitas, edukasi, dan sistem Memilah Sampah Menabung Emas.
Sukses The Gade Clean and Gold: 3.030 Ton Sampah Terkumpul
Program The Gade Clean and Gold telah menunjukkan hasil yang signifikan. Pegadaian berhasil mengumpulkan lebih dari 3.030 ton sampah plastik.
Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi dengan 56.204 nasabah dan 425 bank sampah di seluruh Indonesia. Angka ini terus meningkat seiring kesadaran masyarakat yang tumbuh.
Masyarakat dapat menukarkan sampah plastik terpilah ke bank sampah binaan Pegadaian. Nilai sampah dikonversi menjadi saldo tabungan emas sesuai harga jual sampah dan emas yang berlaku.
Program ini terbuka untuk seluruh masyarakat, tak hanya nasabah Pegadaian. Pegadaian berharap program ini dapat meningkatkan inklusi keuangan dan memperkenalkan investasi emas.
Meskipun menghadapi tantangan, Pegadaian tetap optimis. Mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Indonesia. Keberhasilan The Gade Clean and Gold menunjukkan potensi besar dari kolaborasi dan edukasi dalam menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan.