Simon Tahamata, nama yang mungkin lebih dikenal sebagai legenda sepak bola Belanda kelahiran Maluku, kini kembali mencuri perhatian publik Indonesia. Bukan lagi dengan aksi gemilangnya di lapangan hijau, melainkan dengan peran barunya sebagai pencari bakat untuk Timnas Indonesia. PSSI resmi menunjuknya sebagai Head of Scouting, sebuah keputusan langsung dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Pertemuan Erick Thohir dan Simon Tahamata pada 28 Mei 2025 bukan sekadar reuni. Keduanya membahas misi besar: membenahi sistem pencarian talenta sepak bola Indonesia. Ini adalah tantangan besar yang membutuhkan lebih dari sekadar nostalgia dan cerita masa lalu.
Misi Baru: Mencari Talenta Emas Nusantara
Simon Tahamata tidak hanya datang untuk bernostalgia. Ia membawa misi untuk menemukan talenta-talenta sepak bola berbakat Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.
Kerja sama dengan para pelatih Timnas menjadi kunci keberhasilan misi ini. Ia akan berkolaborasi dengan pelatih Timnas senior, Alfred Riedl, pelatih U-23, Fakhri Husaini, dan pelatih U-17, Bima Sakti.
Pencarian bakat ini tidak akan terbatas pada satu wilayah saja. Simon Tahamata berkomitmen untuk menjelajahi seluruh penjuru Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Bahkan, pencariannya akan merambah ke luar negeri, khususnya Belanda, untuk mencari pemain keturunan Indonesia yang berpotensi. Ini bukan beban, melainkan tantangan yang membakar semangatnya.
Pengalaman Eropa, Harapan Baru bagi Garuda
Simon Tahamata bukanlah sosok baru di dunia sepak bola. Ia memiliki rekam jejak yang gemilang.
Ia pernah memperkuat Timnas Belanda dari tahun 1979 hingga 1986. Bersama Ajax Amsterdam, ia meraih tiga gelar juara Liga Belanda.
Setelah pensiun sebagai pemain, ia meniti karier sebagai pelatih akademi di beberapa klub ternama Eropa, termasuk Ajax Amsterdam, Standard Liege, Beerschot, dan Al Ahli.
Sejak 2015, ia fokus membina pemain muda di Ajax Amsterdam. Pengalaman dan keahliannya ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi sepak bola Indonesia.
Simon Tahamata dan Harapan Sepak Bola Indonesia
Penunjukan Simon Tahamata sebagai Head of Scouting bukan hanya sekadar penambahan personel. Ia diharapkan mampu membangun sistem pencarian bakat yang sistematis, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Simon Tahamata ingin terlibat aktif dalam proses ini, bekerja sama dengan staf pelatih, federasi, dan bahkan suporter. Ia menyadari tantangannya, mencari bakat sepak bola ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Namun, ia optimis dan siap menghadapi tantangan tersebut. Harapannya, Indonesia dapat menghasilkan lebih banyak pemain bintang.
Ini bukan hanya tentang Simon Tahamata, tetapi tentang masa depan sepak bola Indonesia. Tentang bagaimana negara ini dapat membangun sistem pencarian bakat yang efektif dan berkelanjutan.
Sistem ini akan memastikan bahwa bakat-bakat muda Indonesia dapat teridentifikasi dan dibina sejak usia dini, bukan hanya secara dadakan saat dibutuhkan.
Proses pencarian bakat yang sistematis dan menyeluruh ini membutuhkan mata yang jeli dan hati yang cinta tanah air, dan Simon Tahamata diharapkan menjadi kunci untuk mewujudkannya.
Simon Tahamata telah memulai tugasnya. Kita nantikan lahirnya talenta-talenta baru yang akan ia temukan. Mungkin saja mereka adalah anak-anak di sekitar kita. Yang pasti, sepak bola Indonesia sedang berbenah, perlahan tetapi pasti. Dan Simon Tahamata, adalah salah satu tokoh penting dalam transformasi ini. Semoga “Simon Effect” benar-benar memberikan perubahan signifikan bagi sepak bola Indonesia.