Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar mendorong pertumbuhan pasar obligasi nasional. Strategi yang dijalankan meliputi edukasi dan peningkatan infrastruktur transaksi.
Sasaran utama BEI adalah pelaku usaha, terutama sektor korporasi non-keuangan yang belum familiar dengan pasar modal. BEI berupaya mengenalkan potensi pendanaan alternatif melalui obligasi.
Edukasi sebagai Kunci Perluasan Basis Penerbit Obligasi
BEI aktif melakukan sosialisasi lewat berbagai forum dan workshop. Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada calon emiten tentang alternatif pendanaan melalui pasar modal.
Kepala Unit Pengembangan Calon Perusahaan Tercatat 2 BEI, Sofiyan Adhi Kusumah Dinata, menekankan pentingnya edukasi. Banyak perusahaan yang menjadi emiten obligasi berawal dari partisipasi dalam forum edukasi BEI.
Sofiyan menyatakan, “Kita selalu memberikan pemahaman kepada para calon issuer, bahwa pasar modal ini bisa jadi alternatif pendanaan. Dan banyak perusahaan yang akhirnya menjadi issuer itu memulainya dari forum-forum edukasi.”
Penguatan Ekosistem Pasar dan Implementasi Sistem Transaksi Terpusat
BEI juga memperkuat ekosistem pasar melalui kerja sama dengan SRO (Self-Regulatory Organization) dan regulator lainnya. SPPA (Sistem Penyelenggaraan Pasar Alternatif) menjadi inisiatif strategis.
SPPA meningkatkan transparansi dan efisiensi transaksi obligasi, khususnya di pasar sekunder. Sistem ini mencatatkan pertumbuhan volume transaksi hingga 65% year-on-year pada 2024.
Implementasi SPPA memungkinkan transaksi pasar sekunder yang lebih efisien dan terdokumentasi. Hal ini membangun kepercayaan investor dan mendorong price discovery yang lebih akurat.
BEI juga berkolaborasi dengan KSEI untuk mengembangkan e-book building. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi proses penawaran umum obligasi.
Sofiyan menambahkan, “Sekarang hampir semua transaksi di pasar sekunder itu melalui sistem terpusat. Itu menciptakan efisiensi yang luar biasa dan mempercepat eksekusi. Kalau dulu masih konvensional, sekarang lebih cepat dan transparan.”
Momentum Penurunan Suku Bunga dan Strategi Diversifikasi
Prospek penurunan suku bunga acuan mendorong korporasi aktif menerbitkan obligasi. BEI melihat peningkatan minat emiten untuk mencari pembiayaan jangka menengah hingga panjang.
Penerbitan obligasi bukan hanya soal pembiayaan, tetapi juga strategi. Emiten dapat memperluas basis investor, memperbaiki struktur keuangan, dan meningkatkan kredibilitas.
Obligasi menawarkan fleksibilitas lebih baik dibanding pinjaman bank. Kupon tetap dan tenor yang dapat disesuaikan menjadi daya tarik tersendiri.
BEI juga mengamati tren peningkatan penerbitan green bond. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).
Sofiyan menjelaskan, “Ketika suku bunga acuan punya potensi turun, penerbit lebih berani menetapkan kupon di level yang kompetitif. Selain itu, investor juga antusias karena ekspektasi return-nya stabil.”
Langkah-Langkah BEI untuk Masa Depan Pasar Obligasi dan Sukuk
BEI terus berupaya mengembangkan pasar obligasi dan sukuk. Salah satunya adalah mendorong penerbitan sustainability bond dan green sukuk melalui insentif.
BEI juga mengembangkan Electronic Initial Public Offering (E-IPO) untuk obligasi. Tujuannya agar investor ritel dapat berpartisipasi lebih aktif.
E-IPO diharapkan menciptakan ekosistem pembiayaan yang lebih inklusif. Proyek-proyek ramah lingkungan, seperti pengadaan e-bus, dapat terbantu dengan skema ini.
Dengan sistem digital yang terintegrasi, BEI berharap investor ritel lebih aktif. Hal ini akan meniru kesuksesan partisipasi ritel di pasar saham.
Sofiyan optimis, “Kalau kita bisa masukkan obligasi ke sistem E-IPO, investor ritel bisa ikut serta sejak awal. Ini akan memperluas basis investor dan mempercepat distribusi.”
Secara keseluruhan, strategi BEI yang terintegrasi antara edukasi, pengembangan infrastruktur, dan inovasi produk keuangan menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengembangkan pasar obligasi di Indonesia. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pasar obligasi nasional akan semakin tumbuh dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia.